Pendahuluan
PPh 23 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, hadiah, jasa, dan lainnya yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri. Dalam praktik akuntansi, pencatatan jurnal PPh 23 menjadi hal yang krusial karena berkaitan langsung dengan kepatuhan pajak dan pelaporan keuangan perusahaan.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh: ✅ Apa itu PPh 23 dan objeknya ✅ Tarif dan saat pemotongan PPh 23 ✅ Cara pencatatan jurnal PPh 23 dalam akuntansi ✅ Contoh nyata dan studi kasus
Apa Itu PPh 23 dan Siapa yang Wajib Memotongnya?
PPh 23 dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh penyedia jasa, baik perorangan maupun badan usaha. Pihak yang melakukan pembayaran memiliki kewajiban untuk memotong pajak tersebut dan menyetorkannya ke kas negara.
Objek PPh 23 yang Umum:
Jasa teknik, manajemen, konsultan
Sewa atas harta (kecuali tanah/bangunan)
Dividen, bunga, royalti
Hadiah, penghargaan
Infografik: Tarif PPh 23 Berdasarkan Objek Pajak (2025)
🖼️ Rekomendasi Infografik: Infografik berisi daftar tarif PPh 23 terbaru:
Dividen, bunga, royalti: 15% (jika tanpa NPWP: 30%)
Jasa: 2% dari jumlah bruto (jika tanpa NPWP: 4%)
Sewa harta: 2%
Saat Terutangnya Pajak
PPh 23 terutang pada saat dibayarkannya penghasilan atau saat jatuh tempo pembayaran, mana yang lebih dahulu. Ini berarti pencatatan jurnal harus dilakukan segera setelah transaksi terjadi.
Baca Juga: https://www.smrkonsultan.com/tarif-pph-pasal-17-yang-harus-diketahui-wajib-pajak/
Cara Pencatatan Jurnal PPh 23 dalam Akuntansi
Contoh Kasus 1: Perusahaan A membayar jasa konsultan kepada PT X sebesar Rp50.000.000, dipotong PPh 23 (2%).
Jurnalnya:
Beban Jasa Konsultan Rp50.000.000
Hutang PPh 23 Rp1.000.000
Kas/Bank Rp49.000.000
Contoh Kasus 2: Perusahaan B menyewa alat berat dari CV Y senilai Rp100.000.000.
Jurnalnya:
Beban Sewa Alat Berat Rp100.000.000
Hutang PPh 23 Rp2.000.000
Kas/Bank Rp98.000.000
📊 Rekomendasi Grafik: Grafik batang atau diagram pie yang menunjukkan perbandingan nilai bruto dan nilai setelah dipotong PPh 23 berdasarkan jenis transaksi.
Tips Akuntansi PPh 23 yang Efisien
✅ Pastikan semua vendor memiliki NPWP untuk menghindari tarif lebih tinggi. ✅ Gunakan software akuntansi yang mendukung fitur pemotongan PPh 23 otomatis. ✅ Simpan bukti pemotongan dan penyetoran sebagai arsip dan lampiran SPT Masa.
CTA: Ingin Jurnal Pajak Anda Lebih Akurat?
🧾 Atau konsultasikan langsung kebutuhan akuntansi pajak bisnis Anda bersama tim profesional kami di www.smrkonsultan.com 💼
Kesimpulan
Memahami cara pencatatan jurnal PPh 23 yang benar adalah bagian penting dari pengelolaan keuangan dan kepatuhan pajak yang efisien. Dengan panduan ini, Anda bisa lebih yakin dalam menyusun laporan keuangan dan menghindari kesalahan pencatatan yang dapat menimbulkan sanksi.